Friday, January 28, 2011

My Little Daemon

Belakangan ini gw lagi suka banget, kalo nggak bisa disebut terobsesi dengan trilogi His Dark Materials karangan Phillip Pullman. Entah berapa malam berturut-turut gw sengaja mencari kesunyian untuk bisa berkonsentrasi melahap judul-judul The Golden Compass, The Subtle Knife, dan The Amber Spyglass. Sebenernya sih lebih baik waktu itu gw pake buat ngelembur kerjain laporan wawancara yang gw tunda-tunda dengan manisnya itu. Tapi berhubung fantasi jelas jauh lebih menarik daripada kenyataan... Yaaa... Kaset rekaman wawancara itu tetap meringkuk dengan manisnya di sudut kamar.


Awalnya gw mendengar tentang His Dark Materials adalah waktu film The Golden Compass mau rilis di tahun 2007. Apparently, there were many controversies regarding its release. Gw menerima e-mail yang pada khususnya memberi peringatan pada orangtua bahwa film ini sangat tidak disarankan untuk ditonton oleh anak-anak mereka. Katanya sih nilai-nilai yang dikandung dalam pesan film ini sangat bertentangan dengan semangat dan iman Kristiani. Gw sempet penasaran tapi nggak dipikirin lebih lanjut berhubung nggak gitu tertarik nonton juga.



Nah beberapa bulan lalu di suatu bazaar buku, gw kebetulan nemu buku novel The Golden Compass ini. Gw tipe orang yang nggak bisa liat buku didiskon tanpa dibeli, jadi ya berdasarkan dorongan impulsif semata itulah gw membeli novel itu walau nggak terlalu tertarik. Itung-itung ada bacaan baru lah. Eeehhh ternyata begitu baca... Gw begitu terhanyut dengan ceritanya, fantasinya, makhluk-makhluknya, hingga pesan-pesan yang coba disampaikan oleh pengarangnya. Begitu terhanyutnya sampe kemudian gw mesen secara online buku-buku berikutnya berhubung ngga nemu di toko buku.


IMO, His Dark Materials ini adalah buku fantasi terberat yang pernah gw baca. Dan gw sama sekali nggak heran kenapa dulu pernah ada e-mail warning seperti itu yang gw terima. Pesan yang terkandung dalam trilogi ini sungguh menggetarkan jiwa, jauh lebih hebat daripada heboh-heboh yang ditimbulkan The Da Vinci Code-nya Dan Brown. Dan Brown hanya sekedar mengungkapkan adanya interpretasi lain mengenai Injil. Phillip Pullman? Well, dia bicara mengenai hal yang lebih mendasar, mengenai ide yang kontroversial tentang Tuhan, tentang agama, dan tentang kehidupan itu sendiri. You have to read it by yourself, I'm not going to talk about it since I'm having difficulties in articulating his ideas.


Apapun dan sebagaimanapun kontroversialnya ide Phillip Pullman, gw tidak bisa menyangkal bahwa gw terpikat dengan salah satu idenya mengenai daemon. Daemon, menurut setting cerita ini, adalah manifestasi jiwa manusia yang berwujud hewan dengan jenis kelamin umumnya berlawanan dengan manusianya. Waktu seseorang masih kecil, wujud daemon masih bisa berubah-ubah sesuai dengan suasana hati atau kebutuhan manusianya. Begitu si manusia mencapai usia puber, barulah daemon itu mengambil bentuk tetap. Interpretasinya sih, daemon itu semacam karakter dan kepribadian manusia. Kepribadian dan karakter anak-anak masih bisa berubah-ubah, kemampuan kognitifnya pun belum berkembang dan belum tahu apa-apa. Tapi usia puber membawa perubahan pada banyak aspek perkembangan, baik fisik, kognisi, maupun emosi. Pada saat inilah, seseorang mulai menampakkan karakter sejatinya. *bener nggak ya ocehan gw ini?* Naahh bentuk daemon seseorang merupakan perwujudan karakter orangnya sendiri. Orang yang punya daemon anjing biasanya suka melayani orang lain, suka membuat orang senang, dan sebagainya. Daemon macan tutul yang garang ya artinya orang itu garang, arogan, angkuh, dan sebagainya.


Secara alami, begitu gw membaca mengenai daemon ini, gw langsung berfantasi andai di dunia ini, kita bisa melihat jiwa orang melalui daemonnya. Apalagi kan seru kemana-mana ada sebentuk hewan yang mendampingi kita tapi itu ternyata adalah jiwa kita. Nah, berdasarkan tes lucu-lucuan yang gw lakukan di internet, lo gugel aja kalo mau coba, pasti nemu kok, gw mendapatkan bentuk daemon gw adalah antara alternatif seperti elang, burung hantu, macan tutul, dan harimau siberia. Keren banget ya. Sampe nggak percaya... Soalnya dalam kehidupan nyata, hewan yang mendampingi gw kemana-mana selama ini nggak lain nggak bukan ya ini...


Haha. Beda banget kan tingkat kekerenannya sama binatang-binatang yang gw sebutin tadi? Psstt... Itu poto diambil pas dia lagi pipis lho... Hihihi... Itupun foto udah lama banget, sekarang makin buluk aja ni anjing. Well, sebuluk-buluknya dia, se-enggak keren-enggak kerennya dia, dialah daemon gw dalam kehidupan nyata. My Nyunyung, my little daemon that I'd love to cuddle every time I could.

Saturday, January 8, 2011

Reorientasi

Hello.

Can't believe how fast time flies while it passes in silence. Duaribusebelas datang tanpa suara saat duaribusepuluh pergi tanpa terasa. Selama setahun penuh di 2010 itu, sama sekali ngga ada perkembangan berarti di blog ini ya. Bukan berarti ada juga yang nunggu-nunggu perkembangannya sih... Hanya saja, kalau konsistensi dan persistensi adalah follower setia blog ini, kekecewaan yang mereka rasakan hanya bisa ditandingi kekecewaan suporter timnas pada PSSI gara-gara ketidakjelasan penjualan tiket laga final Indonesia vs Malaysia di AFF 2010. Haha.

Anyway, this blog was meant to save and publish my so-called statements in fashiondom. Nothing more, just me and my style, as if I was really stylish hah? Dulu kenapa awalnya gw pake bikin fashion blog segala karna gw lagi panas-panasnya tertarik banget sama dunia fashion. I wanted to make my own walk of fame in fashion industry, salah satunya adalah dengan berusaha tampil stylish di mana pun dan kapan pun. What a pretentious girl. Haha. (Note : Sampai sekarang gw pun masih selalu berusaha tampil... well, tidak stylish sih, tapi boleh dibilang layak untuk ukuran cewe cuekan) Well, gw tidak pernah bangga dengan salah satu sifat gw yg suka anget-anget feses ayam, tapi yah... Time after time, kebosanan menerjang dan kesibukan harian membuat gw mengabaikan keberadaan blog ini.

Sampai akhirnya hari ini!!!
Hari ini gw memutuskan untuk menghidupkan kembali blog ini dari mati surinya yang teramat lama! Haha! Haha! HAHAHAHAHA!!! *okay, enough being Ms. Frankenstein*

Kenapa gw memutuskan untuk kembali menulis di blog? Sederhana. Sedari dulu, gw suka menulis. Diary, fiksi, review gak penting tentang lagu, sebut aja. Yang jelas, gw menikmati aktivitas menulis. Kenapa di blog? Blog merupakan sarana yang bisa mempublikasikan tulisan gw ke mata berjuta pembaca *assuming ada yang mau baca blog ini*. Gw tidak bercita-cita supaya blog ini menjadi populer luar biasa huebat ampun deh! Dengan mempublikasikan tulisan pada khalayak umat, gw berharap bisa belajar menulis dengan lebih bertanggung jawab. Jujur tapi tetap beretika. Kalo tulisan gw cuma gw simpen di folder My Documents, ya gw tidak bisa mendidik diri gw sendiri untuk menulis sesuai etika. Selanjutnya, karena gw hendak menulis dengan jujur, biarkanlah apabila blog ini bertaburan kalimat campuran Indonesia dan Inggris. Kadang-kadang sometimes gw merasa lebih mudah, feel easier, untuk mengungkapkan isi hati gw dalam bahasa Inggris. Hihihi...

Well, siapapun elu, yang baca blog ini *who am I even dreaming talking to???*, this is me, writing again. Good to see you. ^^

Friday, April 10, 2009

Coloured Up!

Few weeks ago, I attended a fashion business seminar held by Lasalle College. It was very inspiring to me. They invited 4 people who have already made their way to Indonesian fashion industry, and one of them is my senior in college, Kak Widya. Waw... I salute her for in her 26 or 27 years of age, she has already built a big fashion label, BLOOP-ENDORSE. Personally, I love spending big in her store also. Hehehe...

Anyway, the seminar really opened my mind. For all this time, I've been asking myself, what do I really want to do? What do I choose as my career? As I listened to Kak Widya's speech, I became more and more sure that fashion business is my passion. I cannot design any cloth, moreover sew it. Never good in any kind of that. Hihihi... But I can learn to have a business, and I love fashion. So... What's more to wait?

So right now, Nadya and I, are once again settling our business from the basic. We've done this before but right now, we're more serious than ever. ;p
Check out our new store at Facebook. Find our name as Whoopdeedoo Fash and enjoy looking around our stuffs! :D

Meanwhile, that's the outfit I wore to the seminar. Playful, girly, and stylish. Yet, I met so many high fashion people there that I became very usual there. But thanks to the neon colour, I didn't just disappear from the crowd. Colour did help! Tee hee!

Gotta wear colours more, somebody said to me.
And I got it right! :D

On details
Yellow tees : Mangga Dua, IDR 30k
Pink cardi : Gift from sister
Grey wool skirt : Gunung's inheritance
Choco bag : Nadya's possession
Gladi sandal : Marie Claire, IDR 200k

Sunday, April 5, 2009

Silly Look on Silly Day

Last Nyepi day, I went out to Plangi to attend some kind of reunion with my college bestiest. We agreed to meet at Food Court at 11 am. Since I intended not to drive my car on that day, I asked my friend to pick me at home.

So he came... at 2 pm. Hahahaha!
Soon after we departed from my house, suddenly the rain's coming! Oh bad, this is bad! Why the heck did I choose not to drive my car, but instead depend myself to a biker??? We had to spend about half an hour at Hayam Wuruk Restaurant, me ordering strawberry juice and him nothing.

Well, at last, we made our way to Plangi and got there at 3 pm, safe and sound.

Haha... Don't I look a bit silly here? After all, I was going through a rather silly experience that day... Hehehe...

On Details

I'm With Stupid yellow tee : some distro, IDR 60.000
Esprit jeans vest : Somehow I found it in my sister's properties
Black harem pants : Bloop/Endorse, IDR 150.000
Creme nylon bag : Gogirl!'s bonus, free!
Gladi sandals : Marie Claire, IDR 200.000


Thursday, March 12, 2009

Vintagious Act

It was the night where all the good memories came back to me. I and my high school old pals, we are attending a drama that was held by our school. Way back then, when I was just a teenager like all the actresses that night, I was full of hopes and dreams.

Getting into character, or to put it in a word, acting, brings many extraordinary feelings to me. Those days, I even considered to pursue a more serious acting career in theater... Ah... Good times... Good times...

That night, I think I also did a little act by dressing up vintage style, since it's not very much my style. First, I intended to dress like Maria the first time she came to Von Trapp house; blue oldies dress, belt, flat shoes, tote bag, and a bow tie made up from a shawl. I even thought to bring a guitar... Hahaha...

But then I thought, why bother? So I decided to simplify the vintage image in my head. This is my another favorite color combo, red-white-black. Monochrome that has been spiced up.

On details
Red Top (actually a dress) : ITC Kuningan, IDR 90k
Grey Wool Skirt : Gunung's inheritance
Black Nylon Tights : Mangga Dua, IDR 50k
Swirl Monochrome Shawl : Plangi, IDR 10k
Black Cardigan (i held it) : Mangga Dua, IDR 35k
Black Pointy Shoes : Prima Classe, IDR 200k

* Sorry if the photo's too small :) *

Wednesday, March 11, 2009

Life In Mono


My friends once said that I'm way too gloomy in styling myself. I always wear too much black or grey or plain white.
What she didn't know was that I really love throwing on monochrome!
It makes me feel like if a Parisien or a New Yorker lady with some chic and classy look.
In the future, I will make sure to show you my other styles in monochrome. Gloomy? I know, but I love it! :)

Anyway, here is a picture of me in GI, hanging out with my bestiest after attending a holy matrimony of our friends. But I wore an ethnic necklace instead of the shawl when I was attending the ceremony.

On details
White Babydoll : Orange, IDR 32k
Black Shawl : Indah's possession, I just borrowed it :D
Black Skinny Jeans : The same old jeans
Black Sling Bag : Sophie Martin, gift from my sister
Black Pointy Shoes : Prima Classe, IDR 200k

Chocolatey


This is the latest style that I threw when I and Nadya, my bestiest, went to FX for a nite out.
Very simple, very safe, very chocolate-y...
Yet I looked like a teen with that hairstyle...

On details
Choco Tunic : Mangga Dua, IDR 80k
Choco Woven Belt : My sister's inheritance
Choco Nylon Bag : Gogirl! bonus
Black Skinny Jeans : My old once boot-cut jeans that I owned since middle school.
Choco Bow Shoes : Chocolate, Metro, IDR 199k